Kamis, 09 November 2023

Memilah informasi Benar Di era Post Truth

 Nama: Muhammad Iqbal Nurhidiq 

Nim: 191310013

Univ: Uin Smh Banten 

Jurusan: Aqidah filsafat Islam



Menangkal Hoax Di era Post Truth

Penulisan: Minggu, 24 Oktober 2021

Seperti yang kita ketahui bahwa di era post-truth, ( pasca kebenaran) media Informasi sangat gencar gencarnya dalam mambuat suatu berita yang bertujuan untuk memberi informasi pada masyarakat, terlebih lagi masa sekarang ini masa pandemi betapa banyak sekali media memberitakan ini dan itu, dan kadangkala ada sebagian media memanfaatkan hal ini untuk menakuti masyarakat atau bahkan menyebarkan berita Hoax dan dalam hal ini sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan orang lain justru kita harus cerdas dalam memilih informasi tersebut, jika tidak akan terjadi vonis memvonis satu sama lain seperti yang terjadi pada beberapa khasus, saya tidak ingin memberikan beberapa contoh tapi cukup pengalaman yang saya rasakan ketika informasi Hoax beredar dikampung saya sekitar satu tahun kemarin hal yang sangat miris ditengah wabah Covid 19 masih saja beredar informasi yang simpangsiur yang justru meresahkan masyarakat terkhusus yang saya alami dan kampung saya alami ini terjadi sekitar Idul Adha tahun kemarin, biasanya kami umat muslim melaksanakan shalat Id akan tetapi pada hari itu terjadi berita yang berhembus dimasyarakat bahwa akan adanya Satgas untuk membubarkan Shalat Id, dengan berdalih tidak bolehnya kerumunan, saya melihat beberapa tetangga saya yang ngga kemesjid dan cenderung menunda datang kemesjid lebih dulu karna ketakutan berita tersebut, saya pula sempat berniat untuk tidak berangkat karna berita itu sangat menggangu saya akan tetapi saya bulatkan tekat untuk tetapi shalat dimesjid tersebut, walaupun kecemasan itu tak pernah hilang di benak saya karna khawatiran akan informasi tersebut, jika benar-benar terjadi maka mungkin saya akan lari lebih dulu, karna saya sudah menyiapkan sendal saya di samping agar jika ada Satgas maka saya bisa lari lebih dulu, namun selesai saya shalat id justru tidak terjadi apa-apa seperti berita yang beredar, dan akhirnya saya tenang, dan sambil berfikir ko ada ya orang yang tega menyebarkan berita hoax seperti ini sepanjang jalan saya terus berfikir bagaimana cara untuk memilah informasi yang benar-benar Valid bukan Hoax, dan hari-hari berlalu sejak kejadian itu saya berusaha kers mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi bagaimana agar kita bisa memilih informasi secara Valid,.  sekitar 2 bulan sejak kejadian itu saya inget ketika itu hari selasa, saya seperti biasa kuliah melalui Online dengan menggunakan aplikasi Google Meet dan kebetulan juga sedang pelajaran Pisikologi agama yang mengajar adalah pak Fahrurozi yang sekarang menjadi Kajur Dakwah, beliau pernah mengatakan "ragu-ragu saat ini jauh lebih baik ketimbang nanti ragu-ragu dimasa tua nanti" semenjak perkataan tersebut saya mulai meragukan segala hal dan hal itu berdampang keaktifan saya dalam bertanya soal mata pelajaran perkuliahan, dan saya mulai aktif mengikuti kajian kajian Online yang sering disajikan di komunitas Sekolah Filsafat Averroes, Aimi (Asosiasi Intelektual muda indonesia) dan Kafi ( Kajian filsafat dan Irfani), dan diantara itu semua sekitar 1 bulan yang lalu ada kajian yang diadakan oleh Sekolah Filsafat Averroes yaitu kajian epistimologi islam, pematerinya yaitu Pak Fadil, selesai pemaparan beliau saya bertanya bagaimana cara agar bisa memilih berita yang Valid dengan berita yang Hoax dan diantara jawaban yang saya dapatkan ada satu yang saya ingat yaitu dalam mendapatkan informasi kita harus taqlid. Saya sempat berfikir dan sesaat dan saya ingat dengan tulisan Cahaya Nalar mengenai Rene Descartes dimana adanya konsep tentang Apel, Descartes meragukan semua apel tersebut dan membelah semuanya  karna keraguanya akan apel tersebut, dalam hal ini akhirnya saya menyimpulkan bahwa agar kita mudah memilah informasi secara akurat kebenarannya maka dapat menggunakan metode Rene Descartes serta Pesan-pesan Guru saya, dan dalam hal ini saya akan memaparkan kesimpulan agar para pembaca dapat memilah informasi secara benar yaitu;

         salah satunya adalah menangkal Hoax dalam hal ini  Metode awal yang harus kita lakukan adalah dengan metode Skeptis atau meragukan segala sesuatu seperti pesan yang diberikan oleh Pak Fahrurozi bahwa kita harus meragukan segalanya dalam hal ini sama dengan Teori Rene Descartes yang meragukan apakah dari 10 apel tersebut benar-benar semuanya tidak ada yang busuk,  disini adanya pondasi Skeptis dalam mendapatkan Informasi yang kita dapat tidak langsung percaya begitu saja terhadap suatu informasi yang bereda, dan metode yang kedua seperti yang dikatakan Pak Fadil bahwa kita harus Taqlid dalam mendapatkan Informasi disini sama pula dengan Hal yang diperaktekan Oleh Descares dimana ia memilah Apel itu dengan secara kritis tidak cuma skeptis saja, dalam tulisan ini saya ingin memberitahu kepada para pembaca dalam memilah informasi dan untuk mengetahui pembenaran akan informasi tersebut diperlukanya pondasi Ini berawal dari Skeptis dalam menerima suatu Informasi yang beredar di masyarakat maupun media online dan yang kedua kritis dalam memilih Informasi-informasi yang beredar dengan Data data yang lengkap tidak hanya satu sumber akan tetapi cari satu sumber pendukung dalam Infromasi tersebut. Semoga bermanfaat

2 komentar: